About This Blog

Jumat, 11 November 2011

IKAN KERAMAT

Bahaya yang mengancam nyawa jika sedang berwisata di Situgede sebenarnya bisa dihindari jika pengunjung tidak lengah, terutama saat berada di atas rakit. Bentuk rakit yang agak sempit memanjang dan tanpa pelindung tepi rentan terhadap ancaman jatuh ke air.
Kuncen Situgede, Herman (42), memberi tips menikmati indahnya Situgede tanpa terancam maut. Syaratnya hanya satu, yakni berlaku tertib dan menaati peraturan yang ada.
“Saat menaiki rakit jangan melakukan gerakan yang bisa membuat pengunjung terjatuh. Apalagi, sampai bersendagurau berlebihan dengan saling dorong,” ujarnya.
Saat air telaga dalam debit yang normal, wisatawan sebenarnya bisa berenang karena jarak permukaan air dengan lumpur lebih dari 2 meter.
“Yang berenang tentu harus yang sudah bisa berenang. Itu pun masih ada syaratnya, jangan memakai pakaian. Cukup mengenakan selempak agar tidak lekas lelah,” kata Herman.
Heman pun mengeluarkan larangan-larangan di luar nalar, antara lain pengunjung dilarang bicara sembarangan.
Apalagi, pembicaraan yang bersifat menantang. Jangan pula sekali-kali mengutarakan ingin melihat ikan dan deleg (sejenis moa) besar saat berada di atas rakit.
“Di kalangan masyarakat sini ada kepercayaan terdapatnya ikan besar penghuni telaga. Konon ikan itu sesekali muncul ke permukaan. Oleh warga ikan itu dianggap keramat dan sangat tabu jika diucapkan di atas air,” tutur Herman.
Herman meminta larangan bersifat mistis itu dihargai pengunjung. “Pernah ada kejadian seorang pemuda berasal dari Pantai Cipatujah berkunjung ke sini. Oleh kami sudah dinasihati agar tidak bicara sembarangan. Merasa sudah mahir berenang di laut, ia kemudian berenang, tapi tak lama tenggelam dan akhirnya meninggal,” ungkapnya, seraya menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada 2007.

0 komentar:

About This Blog

  © Blogger template Merdeka by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP